Wednesday, April 4, 2012

Empat Peri dan Pohon Peri

Pagi hari yang cerah di Padang rumput peri. Semua peri saling berkeliling memeriksa pohon peri masing - masing. Setiap pohon memiliki 4 peri yang menjaga nya. Peri Cinta datang untuk memberikan kasih sayang kepada pohon itu sehingga pohon peri akan berbuah. Buahnya menghasilkan bubuk peri yang di sebarkan saat musim semi nanti.
"Cinta ku seluas langit, sama seperti kebaikan hatimu kepada ku", kata Peri Cinta. Aku melihatnya sinis. Aku adalah Peri Air. Aku yang membawa air setiap pagi dan sore untuk menyiram pohon peri. Aku selalu berpikir tugasku tidak sama seperti Peri Cinta, yang cukup mengatakan sebuah kalimat. Ahh menyenangkan sekali tugasnya. Peri Matahari datang kepadaku, "Kurasa kau harus menyiapkan air sangat banyak untuk tahun ini."
"Memangnya kamu kenapa?", tanyaku penasaran.
"Matahari bersinar terlalu panas tahun ini, dan kami Peri Matahari tidak bisa menguranginya. Tugas kami memberikan sinar matahari di pagi hari untuk energi Pohon Peri.", jawab Peri Matahari
"Aku mengerti. Tugasku semakin berat tiap tahun. Matahari selalu bertambah panas."ucapku mengeluh.
Pohon Peri tidak boleh kering. Peri yang lain dan aku akan sulit bekerja. Buah yang di hasilkan oleh Pohon Peri adalah tenaga kami dan bibit musim semi nanti.
"Baiklah, selamat bekerja teman!",pamit Peri Matahari. Kulihat peri Cinta telah pergi. Aku pun ingin pergi mencari Peri Bumi. Sudah 2 hari aku tidak bertemu dengannya. Peri Bumi memang berat tugasnya. Ia harus masuk kedalam tanah dan memastikan tidak ada sampah di dalamnya yang membuat Pohon Peri tidak dapat tumbuh. Saat berjalan aku melihat beberapa Pohon Peri mulai menggugurkan daun yang menandakan salah satu Peri yang menjaganya sedang sakit. Kami saling berikatan, jika salah satu dari kami sakit maka semuanya juga merasa sakit.
"Apa yang kau lihat",ucap Peri Bumi.
" AAH! Sungguh besar dirimu sekarang. Dari mana saja kamu 2 hari ini?",tanyaku padanya
" Aku berada di bawah tanah. Aku tidak bisa tidur tenang karena rasa sakit yang menggangguku dari Pohon Peri",jawab nya.
"Ada apa dengan Pohon kita?", tanyaku. Terlalu banyak sampah di dalamya. Bisa kering Pohon kita.", jawabnya.
" Sekarang kamu akan membereskannya lagi?", tanyaku lagi.
" Tidak. Aku ingin pergi tidur sejenak. Esok hari aku baru datang. Oh ya, aku baru dari Pohon kita. Batangnya mulai kering kau harus menyiraminya lagi.", tegur Peri Bumi. Mengakhiri pembicaraan ini, aku pergi ke sumber mata air. Memasukkannya penuh - penuh ke dalam botol.
Syuuuuurrrr.. Air itu jatuh tepat di atas Pohon. Terlihat segar kembali dan lebih indah dari yang sebelumnya. Oh Dewa Matahari, redupkanlah sinarmu sedikit saja. Agar pohon kami tidak kering terus meneru, doaku. Malam pun tiba, seluruh peri di Kerajaan Peri harus datang untuk makan malam. Semua makan di meja panjang yang telah disediakan makanan serta buah dari pohon yang kami rawat.

Esok pagi yang kelabu, malam yang kelam tanpa kami sadari ada peri yang merusak seluruh pohon kami. Ratu Peri jatuh pingsan melihat wilayah Kerajaan hancur. Siapa yang tahu siapa yang melakukan ini ? Semua peri tertidur lelap bagai di sihir. " Ratuku, bangunlah. Kami membutuhkan Ratu", ucap seorang Peri Bumi lain. Aku mengepakkan sayapku secepat mungkin, mengelilingi semua ladang kami.
" Ratu! Sungguh ajaib. Pohon yang kurawat tidak tersentuh sedikitpun", kataku kepada Ratu.
" Aquaria Peri Air, Aku bertanya padamu, Pohonmu tidak terluka sedikit pun. Apa kau yang melakukan ini kepada pohon yang lain?", tanya Ratu.
" Mohon ampun, Ratu. Sungguh bukan aku yang melakukannya. Aku tidak tahu apapun.", jawabku.
" Baiklah, Aku mempercayaimu. Seluruh Peri, dengarkanlah. Siapa pun diantara kalian yang tahu siapa yang melakukan hal ini, maka peri itu akan dicabut sayapnya dan diusir dari Kerajaan Peri.", mendengar kata Ratu aku tertegun. Aku tahu ada yang tidak benar pagi ini. Ada yang tidak hadir, Peri Cinta kemana dia?
" Ratu, saya harus menyiram Pohon dan membangunkan Earthos Peri Bumi untuk membantuku merawat Pohon.", izinku pada Ratu.
" Lakukanlah segera, dan bawalah semua peri lain untuk membantumu. Pohon ini satu satunya yang dapat menolong hidup kita dan manusia di bumi.", kata Ratu sambil menatap Pohon Peri satu - satunya. Sebenarnya aku ingin mencari Peri Cinta, kemana dia saat genting seperti ini. Aku meminta kepada Peri yang lain untuk mencari Lovarin Peri Cinta di semua tempat dan mengatakan aku mencarinya. Peri Bumi datang padaku " Apa kau tidak salah berpikir? Kau yakin Peri Cinta yang melakukannya?"
" Sebenarnya aku tidak tahu, tapi aku penasaaran kenapa ia tidak ada di manapun?", jawabku.
" Peri Air, bertanyalah perlahan. Aku takut, karena ia Peri Cinta ia lebih sensitif di banding Peri yang lain.", saran Peri Matahari.
Dari ujung timur, aku mendengar seorang peri berteriak. Peri Matahari, Peri Bumi, dan Aku terbang secepat mungkin ke tempat empunya suara.
" AAAAAAAAAAAA!! ", teriakku. Peri Cinta yang kucari dari tadi tak memiliki sayap lagi dan tak bernapas. Secarik kertas di sebelahnya memberiku penjelasan yang nyata. Peri Cinta di pengaruhi oleh Penyihir jahat yang tak pernah terlihat wujudnya. Terimakasih Peri Cinta, Kami selalu mencintaimu.

Share/Bookmark

0 comments:

Post a Comment