Monday, October 10, 2011

Hujan di Jendela

Aku bangun dari tidurku.
Gelap.
Baiklah, ayo bangun. Sudah terlalu siang.
Siang? Tapi gelap sekali kamar kecil ku ini.
Tak masalah, sekarang waktunya bermain dengan air di kamar mandi.

Aku kembali tiba di kamar. Aku mengambil sarung bantal renda kesayangan ku dan beranjak ke kamar orang tua ku. Aku paling suka duduk di dekat jendela sambil memandang langit. Sayang, langit saat itu terlalu abu - abu untuk di lihat. Terlalu abu - abu sama seperti kain lap di dapur.

tik .. tik.. tik..
Air hujan menetes di atas genting rumah ku.
Makin lama makin deras dan anehnya aku masih belum beranjak dari jendela. Angin berhembus kencang, menggoyahkan banyak ranting pohon. Air hujan mengenai jendela. Alhasil aku basah terkena air.
Aku menutup jendela dan mengganti baju. Aku kembali melihat jendela yang berembun karena dinginnya angin di luar.
Aku menulis di kaca jendela berembun itu.
'Lia sayang Papa, Mama, dan Kakak'

Share/Bookmark

0 comments:

Post a Comment